Hubungan antara Teknologi, Kemanusiaan dalam dunia Pendidikan sangatlah erat dan kompleks. Relasi dari kedua aspek ini dalam sektor Pendidikan saling mempengaruhi dan berinteraksi satu sama lain. Kehadiran teknologi telah mengubah perilaku Masyarakat yang berdampak kepada kebiasaan dan cara pandang terhadap kehidupan disekitarnya. Penggunaan teknologi informasi seperti perangkat lunak, aplikasi, platform pembelajaran, dan perangkat teknologi lainnya telah memungkinkan siswa dan tenaga pendidik untuk berinteraksi dan mempermudah dalam proses pembelajaran dengan lebih interaktif dan fleksibel.
Meskipun teknologi terus berkembang pesat, perlu digarisbawahi yakni manusia tetap menjadi aktor utama dalam mengembangkan, mengelola, dan mengoperasikan teknologi pendidikan. Tenaga kerja yang terampil dalam bidang teknologi diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara sistem, aplikasi, dan inovasi baru. Selain itu, kemanusiaan juga memainkan peran kritis dalam mengatasi implikasi sosial, etika, dan dampak teknologi. Keputusan tentang bagaimana menggunakan teknologi dan dampaknya terhadap masyarakat memerlukan pertimbangan nilai-nilai moralitas dan kemanusiaan.
Hal ini menjadi menarik diperbincangkan karena teknologi dapat berkontribusi pada peningkatan aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau. Namun, tantangan digital harus diatasi untuk memastikan bahwa teknologi dapat diakses oleh semua orang, tanpa melihat latar belakang sosial dan ekonomi. Selain itu, perkembangan teknologi seringkali memengaruhi kurikulum yang disusun dan materi yang diajarkan, sebagai contoh penerapan program MBKM yang dicanangkan oleh Mendikbud (Muhammad Rusli Baharuddin, 2021). Tenaga pendidik harus mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan strategi pengajaran yang efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa.
Dalam menghadapi perubahan teknologi yang cepat, pendidikan harus mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan dengan masa depan. Kemampuan critical thinking, kreativitas, problem solving, dan kolaboratif menjadi semakin penting dalam menghadapi era globalisasi. pemanfaatan teknologi informasi dengan bijak, pendidikan dapat menjadi lebih menarik, menantang, relevan bagi siswa dan meningkatkan daya tarik mereka terhadap pembelajaran. Namun, yang menjadi persoalan adalah teknologi yang semakin masif digunakan khususnya media sosial seringkali luput dari perhatian akan dampak negatif yang dihadirkan.
Penggunaan sosial media merupakan salah satu jalur yang berdampak pada karakter anak bangsa. Sosial media merupakan sebuah alat komunikasi baik secara dekat maupun secara jauh yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat. Mayoritas penggunaan sosial media digunakan oleh Gen Z yang notabenenya belum terlalu paham akan teknologi dan dikategorikan sebagai golongan yang belum khatam terkait teknologi informasi. Perlu kita ketahui bahwa dampak media sosial berakibat terhadap terjadinya “Quarter life crisis” dikalangan Gen Z. Quarter life crisis merupakan timbulnya rasa kekhawatiran terhadap karir, pendidikan, ekonomi dimasa akan datang yang disebabkan oleh terlalu banyak mengkomsumsi konten negatif dimedia sosial (Yunita Adiyatma, 2023).
Oleh: Muh. Zulhamdi Suhafid
Presidium Nasional FKMHII Koordiantor Wilayah V
Bibliography
Muhammad Rusli Baharuddin. (2021). Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Fokus: Model MBKM Program Studi). Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 11-13.
Yunita Adiyatma, S. K. (2023, Januari 05). Mengenali Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya. Retrieved Juli 29, 2023, from yankes.kemkes.go.id: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2046/mengenali-quarter-life-crisis-dan-cara-menghadapinya