SejajarInfo,Id – Dua bocah, yakni Asril dan Khairil kini tinggal dengan sang nenek di Desa Sangkala, Kecamatan Kajang, Bulukumba. Ayahnya telah meninggal, ibunya kawin lagi di Malaysia.
Diusianya yang masih belia, Asril 6 tahun dan Khairil 9 tahun telah pernah merasakan kejamnya penjara Malaysia.
Dia dipenjara di penampungan Tawang, Malaysia bersama sang ayah Aris, yang telah merantau sejak berusia 22 tahun. Dia bekerja sebagai buruh kelapa sawit.
Penangkapan Aris oleh polisi Malaysia, setelah bertahun-tahun di negeri Jiran. Dia pulang membawa kedua anaknya setelah ditinggal nikah sang istri dengan orang lain di Malysia.
Namun apes buat Aris, belum sempat menyeberang ke Indonesia di daerah Nunukan, Kalimantan Utara, dia tertangkap oleh polisi Malaysia karena tak memiliki dokumen, atau berstatus pekerja migran ilegal.
Aris ditahan polisi bersama Asril dan Khairil selama 6 bulan lamanya, pertanggal 23 Maret 2021 hingga 29 September 2021.
Kedua bocah ini bebas karena sang ayah Aris meninggal dunia dalam sel. Setelah itu, kemudian Asril dan Khairil dideportasi ke Indonesia.
“Saya ditelpon oleh orang imigrasi Malaysia, katanya kakak saya meninggal, anaknya akan dideportasi, untung ada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan yang bawa ke sini (Kajang),” kata adik almarhum Aris, Samsinar.
Selama tinggal di penampungan Tawang, Asril dan Khairil layaknya tahanan dewasa. Makan seadanya tidur hanya beralaskan tikar.
Saat dikunjungi oleh Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, Senin, 21 Maret 2022 kemarin. Asril yang masih berusia 6 tahun beberapa kali tampak menangis.
Dia trauma jika melihat pria dewasa memakai pangkat di pundaknya.
“Dia takut, mungkin trauma saat ditangkap polis Malaysia,” kata Samsinar.
Yang membuatnya bertambah sedih, jenazah ayahnya tidak bisa dia bawa pulang. Dia makamkan di tempat dia meninggal.
Meski demikian, agar sang anak bisa mengenang ayahnya, keluarga membuat pusara ayah di belakang rumah sang nenek.
Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf yang mendatangi kedua anak tersebut sempat menghibur keduanya.
Beberapa kali, keduanya terbata, tertunduk diam saat didatangi oleh orang nomor satu di Bulukumba itu.
Asril hanya terdiam, namun sang kakak Khairil lebih aktif saat ditanya-tanya oleh bupati berlatar belakang pengusaha itu.
Khairil mengaku ingin menjadi prajurit TNI jika besar nanti.
Meski berjarak usia 3 tahun, keduanya sama-sama duduk di kelas 1 SDN 339 Dumpu, di Desa Sangkala, Kajang.
“Sekolah yang baik yah, kalau ranking, saya biayai sampai kuliah, meski saya bukan bupati lagi,” kata Muchtar Ali Yusuf memberi semangat keduanya.
Ke depannya, Andi Utta sapaan akrab Bupati berharap masyarakat Bulukumba mengurus dokumen lengkap saat bekerja di luar negeri.
Itu, kata Andi Utta agar warga bisa mendapatkan perlindingan hukum dan tak terjerat kasus yang sama dengam Aris.(****)